Selasa, 01 Juni 2010

Surat Kecil Untuk Tuhan

Surat Kecil Untuk Tuhan


Tuhan . . .
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan didunia ini

Tuhan . . .
Andai aku bias kmbali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku terjadi pada orang lain

Tuhan . . .
Bolehkan aku menulis surat kecil untuk-Mu

Tuhan . . .
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu

Tuhan . . .
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya

Tuhan . . .
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh agar aku bias menjadi wanita seutuhnya

Tuhan . . .
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bias memberikan kebahagiaan kepada ayah dan sahabat-sahabatku

Tuhan . . .
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup kepada siapapun yang mengenalku

Tuhan . . .
Surat kecilku ini
Adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali . . .

Ke dunia yang Kau berikan padaku



In memoriam,
Gita Sesa Wanda Cantika.
19/06/91-25/12/06





Sebuah puisi mengawali halaman dari buku “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Danovar.

Terima kasih untuk teman ku (Cherlly Prita Renanda) yang meminjami buku ini, sehingga aku bisa membaca sebuah novel yang diambil dari sebuah kisah nyata dengan sukses banjir air mata.



(ini cover depan bukunya . . . )




(yang ini bagian belakangnya . . .)




Buku yang bercerita tentang perjuangan Gita Sesa Wanda Cantika atau Keke yang masih berusia belasan tahun dalam menghadapi penyakitnya Rabdomiosarkoma / kanker jaringan lunak diwajahnya. Penyakit ini tergolong kanker ganas yang sangat langka bahkan adalah kasus pertama di Indonesia.

Buku ini ditulis dengan Gaya Bahasa yang sangat mudah diikuti, seperti sosok Keke sendiri yang mencurahkan isi hatinya. Seperti sosok Keke duduk dihadapan kita dan menceritakan segala yang dia rasakan.

Cerita tentang perjuangannya, ketegarannya, ketabahannya dan kesabarannya dalam menghadapi penyakit ganas. Bagaimana dia harus menerima kenyataan wajahnya yang membengkak mengubahnya menjadi seperti monster, rambutnya yang rontok tak bersisa sehelai rambutpun akibat dari proses kemoterapi, lebih dari itu dia harus merasakan rasa sakit yang luar biasa pada tubuhnya.

Tapi disamping apa yang yang dia alami, dia masih bisa bersyukur karna dia dikelilingi orang-orang yang mencintainya. Ayahnya yang kuat dan pantang menyerah mencarikan berbagai cara pengobatan untuk putri tercintanya, kakak2nya, sopir keluarganya, sahabat-sahabatnya, kekasihnya, ibunya. Semuanya ada disampingnya saat dia harus menghadapi masa2 sulit. Membuat dia tak pernah merasa menghadapi penyakit ini sendirian.

Meski sempat dinyatakan sembuh. Namun, ternyata kanker itu kembali lagi menyerang sisi yang berbeda dari wajahnya, lebih ganas. Sampai akhirnya dia harus menyerah untuk pergi ke sisi Tuhan.

Keke,
Bolak-balik aku liat foto diya (yang memang terlampir dalam buku) sambil terus meneruskan membaca dengan penuh air mata. Rasanya gag mampu membayangkan bagaimana wajah cantiknya berubah menghadapi penyakit kanker yang menyerangnya.

Perjuanganya dan semangat hidupnya membuatku benar-benar kagum, Keadaannya membuatku bersyukur dengan apa yang ada pada diriku sekarang, rasa cintanya sangat besar untuk ayahnya, kakaknya, sahabat-sahabatnya …


beberapa poto yang ditampilkan dalam bukunya . . . (cantik ya keke . . . )





(keke bersama sahabat-sahabatnya)



(yang atas itu poto ayah keke, sahabat-sahabat keke di depan makam keke, kalo yang bawah itu poto keke )




Keke,
Dia bukan hanya sekedar tokoh novel yang fiktif, tapi dia benar-benar ada, pernah ada didunia ini,,,
“Tepat tanggal 25 Desember 2006, Keke menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 11 malam. Dan sebuah wangi melati muncul misterius disaksikan beberapa orang yang ada di detik-detik terakhir nafas kek. Wangi tersebut terjadi sekitar 5 menit lamanya. Wangi itu mengakhiri perjuangan dan ketegaran seorang keke di dunia ini. Membuat kita berkaca akan sebuah kehidupan. Tidak ada yang abadi, semua hanya sementara. Tapi kehidupan yang ditinggalkan keke mengajarkan kita akan sebuah ketabahan dan kekuatan bahwa hidup akan selalu ada untuk setiap orang dan selalu akan ada akhir.” (kutipan yang paling aku suka)